Guide Semua Tentang Bybit P2P

Cara Menghindari Penipuan Kripto P2P

Pemula
Semua Tentang Bybit P2P
8 Th03 2023

Teknologi pengguna ke pengguna yang mendukung Bitcoin dan mata uang kripto lainnya acapkali dianggap aman dan terjamin. Alasannya adalah karena blockchain mencatat transaksi  yang nantinya dapat dilihat oleh publik.  Namun, sebagaimana industri yang berkembang dengan imbal hasil yang menguntungkan, dunia kripto pun dipenuhi oleh banyak penipu

Salah satu contoh penipuan terkenal dilakukan perusahaan Bitconnect, yang berhenti beroperasi pada tahun 2018.  Adapun penipuan yang dilakukan perusahaan tersebut telah mengakibatkan pencurian sebesar $3,45 miliar.  Sampai hari ini, kasus tersebut merupakan contoh terbesar dari penipuan penawaran koin awal (ICO), di mana Bitconnect menjanjikan imbal hasil sebesar 40% kepada investor mereka, yang akhirnya ternyata merupakan skema Ponzi belaka.

Meski belum ada penipuan kripto lainnya yang sebesar Bitconnect hingga saat ini, kejahatan yang melibatkan mata uang kripto telah meningkat di seluruh dunia.  Sebuahlaporan baru-baru ini mencatat bahwa pada tahun 2021, penipu mengambil kripto senilai $14 miliar. Adapun jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari yang diambil pada tahun 2020, yaitu senilai $7,8 miliar. 

Penipuan ICO yang dilakukan Bitconnect hanyalah salah satu jenis taktik yang digunakan oleh penjahat kripto.  Oleh karena itu, dalam panduan ini kami akan berfokus pada penipuan P2P dan cara menghindarinya. 

Apa Itu Penipuan P2P dalam Dunia Kripto?

Penipuan kripto P2P terjadi pada bursa pengguna ke pengguna (P2P) yang menghubungkan penjual dan pembeli.  Platform berfungsi sebagai arbiter dengan layanan escrow untuk memfasilitasi transfer.  Penipuan terjadi ketika penjual mencoba melewati sistem escrow dengan meminta pembayaran dari media eksternal.  Setelah pembeli melakukan pembayaran, penjual akan mengeklaim bahwa mereka belum menerima pembayaran dan menolak untuk menunda kesepakatan mereka. Pada umumnya, diperlukan tingkat kepercayaan tertentu untuk melakukan transaksi P2P. Namun, sayangnya penipu sering kali menyalahgunakannya untuk tujuan mereka sendiri.

Platform P2P menghubungkan pihak yang menjual mata uang kripto dengan pihak lain yang ingin membeli.  Trader yang tertarik untuk menjual mata uang kripto dapat membuat iklan di platform P2P.  Selanjutnya, platform akan mengiklankan daftar trader yang memiliki token yang diinginkan pembeli, dan pembeli dapat memilih trader yang diinginkan untuk membeli token. 

Idealnya, saat menggunakan platform P2P untuk berdagang kripto, kedua belah pihak harus menyediakan dompet elektronik atau akun bank yang sesuai untuk menyelesaikan transaksi.  Platform P2P menyimpan kripto yang diperdagangkan di escrow dan merilisnya setelah transaksi berhasil diselesaikan.  Meskipun umumnya sebagian besar perdagangan dapat diselesaikan tanpa masalah, tetap saja terdapat kemungkinan bahwa pelaku kejahatan mencoba menipu Anda. 

Keuangan terdesentralisasi bisa menjadi sedikit dilema.  Di satu sisi, kurangnya badan pengatur tunggal memungkinkan kebebasan yang lebih besar.  Namun, tanpa pengawasan standar, penipu bebas melakukan penipuan terutama kepada investor yang tidak menaruh curiga dengan berbagai cara.  Berikut adalah jenis penipuan yang paling umum:

  • Penipuan identitas: Penipuan semacam ini terjadi saat pembeli atau penjual mencoba menggunakan akun pembayaran pihak ketiga yang tidak dikenal untuk menyelesaikan transaksi.  Mereka mungkin mengirimi Anda informasi pembayaran baru ini melalui obrolan, dan meminta Anda mengirim uang ke sana.  Setelah Anda menyelesaikan transfer, mereka akan mengeklaim bahwa mereka tidak menerima dana. 

  • Penipuan pengembalian pembayaran:  Pembeli dan penjual setuju untuk berdagang kripto di platform P2P.  Pembeli kemudian mentransfer dana ke akun penjual agar merilis kripto mereka.  Namun, begitu kripto meninggalkan dompet penjual, pembeli menelepon bank mereka dalam waktu 72 jam untuk melaporkan bahwa mereka tidak pernah mengizinkan transfer tersebut.  Mereka mungkin mengeklaim transaksi itu curang atau kesalahan, sehingga bank membatalkan pembayaran dan mengembalikan dana transaksi.  Alhasil, penjual kehilangan kripto sekaligus hasil penjualan mereka

Untungnya, penipuan P2P dapat dilawan selama Anda melakukan uji tuntas.  Anda pastinya tidak sabar ingin mengetahui cara melakukannya, bukan? Jangan khawatir, karena kami akan membahasnya di artikel ini nanti.

Perlu digarisbawahi bahwa penipuan P2P tidak sama dengan flash loan attack, yang terjadi pada platform pinjaman P2P. Flash loan attack merupakan eksploitasi penyalahgunaan keamanan kontrak pintar dari platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang menawarkan pinjaman tanpa memerlukan jaminan.  Dengan demikian, jelas bahwa flash loan attack berbeda dengan penipuan P2P. 

Penipuan kripto secara umum merupakan hal yang biasa terjadi. Penipuan kripto sering menjadi sensasi di berita utama dan hanya menyumbang sebagian kecil dari total volume perdagangan mata uang kripto. Pada tahun 2021, volume perdagangan di bursa kripto tercatat mencapai $14 triliun. Dengan demikian, $14 miliar yang diambil oleh pencuri pada tahun itu hanya merupakan jumlah yang sangat kecil. 

Bagaimana Penipuan P2P Berbeda di Dunia Kripto?

Penipuan P2P sejatinya bukan merupakan konsep baru atau unik bagi platform kripto.  Penipuan P2P itu sendiri sudah ada dalam beberapa bentuk tertentu semenjak platform P2P tersebut ada.  Baik pada platform P2P tradisional atau platform P2P kripto, penipuan umumnya melibatkan semacam mekanisme man-in-the-middle (MITM), atau upaya transfer pihak ketiga.

Karena platform P2P tidak diatur seketat bank tradisional, maka tak pelak uji tuntas pun membebani pundak pengguna.  Saat memilih platform atau aplikasi P2P untuk digunakan, sebaiknya Anda memperhatikan peringatan umum berikut sebelum mulai berdagang:

  • Kekurangan sistem escrow:  Platform P2P bertindak sebagai pengawas untuk semua pihak yang terlibat dalam transaksi dengan menyediakan layanan escrow yang aman. Satu orang setuju untuk menjual sejumlah kripto (yang disimpan di escrow) hingga pembayaran dikonfirmasi.  Kekurangan sistem escrow merupakan peringatan bagi setiap platform perdagangan kripto yang menawarkan layanan P2P.

  • Peringkat yang buruk dari pelanggan:  Ulasan merupakan wadah pelanggan menyuarakan pikiran mereka dengan sepenuh hati.  Saat memilih aplikasi P2P, pastikan Anda memeriksa ulasannya untuk mengetahui penilaian pengguna atas pengalaman mereka menggunakan aplikasi tersebut.  Apabila terdapat banyak orang yang mengeluhkan perihal mereka tidak dapat melakukan penarikan atau pembelian, atau tidak dapat menghubungi tim layanan dukungan pelanggan untuk mendapatkan tanggapan cepat, maka hal ini bisa menjadi peringatan bagi Anda terkait aplikasi tersebut.

  • Situs web tidak aman:  Jangan pernah mengirimkan informasi pribadi atau keuangan yang sensitif melalui situs web yang tidak aman.  Situs yang tidak memiliki sertifikat SSL yang valid, yang menyatakan bahwa informasi pribadi ditransfer dengan aman, kemungkinan akan mencuri informasi Anda.  Pada bilah navigasi, Anda akan melihat https (yaitu, alamat yang dimulai dengan www.https) di URL, bersama dengan ikon gembok (). Ini merupakan cara cepat untuk memeriksa aman atau tidaknya suatu situs. 

  • Kurangnya kehadiran media sosial:  Setiap platform P2P yang baik akan memiliki kehadiran media sosial yang kuat dan aktif.  Ketika pengguna memiliki keluhan atau pertanyaan dan saluran komunikasi lainnya tidak berfungsi, maka akun media sosial platform perdagangan kripto biasanya merupakan opsi yang paling memungkinkan.  Memiliki laman media sosial saja tidaklah cukup; platform juga harus aktif berinteraksi dengan pengguna dan komunitasnya secara daring.

Contoh Penipuan P2P di Dunia Kripto

laptop suspicious typing
(Source: Unsplash)

Ada berbagai penipuan yang terjadi di platform kripto P2P.  Berikut adalah contoh-contoh yang paling umum terjadi: 

Penipuan E-commerce (Perdagangan Niaga)

Penipuan E-commerce melibatkan transaksi di situs web e-commerce yang meragukan.  Penipu memikat korban yang tidak sadar dengan menawarkan harga rendah untuk produk yang ingin mereka beli.  Selanjutnya, penipu akan mengirimkan kepada korban informasi pembayaran penjual kripto P2P yang berbeda, mengeklaim bahwa itu adalah akun mereka.  Setelah korban membayar item tersebut, penjual kripto mengirimkan kripto kepada si penipu yang menghilang. 

Penipuan Asmara atau "Cinta"

Penipuan asmara memangsa emosi korban yang tidak sadar untuk mengalihkan perhatian mereka dari motif penipu yang sebenarnya.  Hal ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang tidak akan menimpa Anda, tetapi penipuan asmara sejatinya tersebar luas dan merupakan salah satu penipuan yang lebih umum terjadi di luar sana.  Menurut Komisi Perdagangan Federal  (FTC), Amerika Serikat, pada tahun 2019, terdapat kerugian sebesar $201 juta yang dikaitkan dengan penipuan asmara, dengan lebih dari 25.000 korban. Ini merupakan kejahatan yang paling banyak dilaporkan kedua ke Biro Investigasi Federal (FBI) tahun itu. 

Penipu biasanya menemukan korban melalui aplikasi kencan (seperti Tinder) dan menjalin hubungan daring dengan mereka, secara bertahap membangun kepercayaan dengan berpura-pura tertarik untuk “mempersiapkan” sasaran. Pada titik tertentu, penipu mulai memanipulasi korban untuk “membantu masalah keuangan mereka” dengan mengirimkan mata uang fiat atau mata uang kripto.

Tanpa sepengetahuan korban, penipu sebenarnya telah memberikan detail identifikasi penjual kripto tanpa disadari, yang akan mengirim kripto ke penipu, mengira bahwa itu adalah transaksi kripto ke uang tunai yang khas.  Penipu melarikan diri bersamaan dengan mata uang kripto.  Begitu korban menyadari skema tersebut, mereka akan mencoba membatalkan transaksi.  Namun, konsekuensinya tidak akan berdampak negatif pada penipu, hanya pada penjual kripto.

Penipu "asmara" tidak akan berhenti begitu mereka menemukan korban yang bersedia.  Sering kali, sasaran yang ditargetkan penipu terisolasi, mungkin sudah tua dan bahkan memiliki masalah kejernihan mental.  Sasaran tersebut mungkin pada titik tertentu menjadi sadar bahwa mereka terjerat dalam jaringan penipuan, tetapi mereka sering kali tidak dapat memaksa diri untuk memutuskan keterikatan emosional yang telah mereka bentuk dengan si penjahat karena perhatian semu yang mereka terima. 

Penipuan Investasi

Penipuan ini mirip dengan penipuan cinta, tetapi alih-alih memangsa emosi pribadi korban, penipu mengambil keuntungan dari hasrat finansial seseorang, entah itu pertarungan FOMO atau hasrat untuk meraup keuntungan dengan cepat dari investasi.  Dalam hal ini,  penipu menemukan korban dan membujuk mereka dengan keuntungan yang "dijamin".  Penipuan investasi dapat melibatkan situs web atau aplikasi palsu untuk membangun semacam legitimasi, lalu penipu akan meminta korban untuk mengirimkan uang ke akun dengan imbalan Bitcoin yang seharusnya mereka peroleh.

Pada kenyataannya, akun, yang telah disiapkan oleh penipu, sebenarnya dimiliki oleh penjual kripto.  Menurut FTC, terdapat 7.000 laporan penipuan investasi antara Oktober 2020 dan Maret 2021, yang mengakibatkan kerugian sebesar $80 juta. 

Kesalahan Transfer, Tolak Bayar, dan Tanda Terima Palsu

Setelah transaksi P2P selesai, penipu dapat mencoba membatalkan transaksi dengan memanfaatkan proses bank yang sah.  Misalnya, penipu dapat menghubungi bank mereka untuk membatalkan transaksi dan mengeklaim bahwa transfer tersebut atau akun mereka telah dicuri.  Bank biasanya akan menyetujui dengan membatalkan permintaan transfer awal. 

Eksploitasi umum lainnya adalah menyalahgunakan fitur tolak bayar pada platform pembayaran seperti PayPal.  Varian khusus ini biasanya menargetkan penjual kripto di platform P2P.  Setelah kesepakatan selesai, penipu memicu tolak bayar dalam waktu 72 jam untuk membalikkan atau membatalkan pembayaran.  Penipuan selesai ketika korban terburu-buru untuk menyetujui transaksi tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa uang itu ada di akun bank atau dompet elektronik mereka. 

Alhasil, korban tidak memiliki kripto maupun hasil penjualan, bahkan merasa sangat buruk.  Selanjutnya, untuk memperumit masalah, begitu korban kehilangan uangnya dengan cara ini, penipu terkadang mencoba menakut-nakuti mereka agar tidak melaporkan pencurian tersebut ke polisi, dengan mengeklaim bahwa mata uang kripto itu “ilegal”, atau berada di luar jangkauan otoritas negara.

Saat melakukan transaksi P2P, penting untuk memeriksa dengan saksama informasi yang dikirim ke rekanan Anda.  Penipu terkadang memanipulasi tangkapan layar dan foto lainnya untuk mengeklaim bahwa mereka telah memenuhi akhir dari kesepakatan, lalu menekan korban untuk mengirimkan pembayaran. 

Bagaimana Cara Menghindari Penipuan P2P di Dunia Kripto?

Penipuan P2P mudah dihindari jika Anda melakukan beberapa tindakan pencegahan sederhana sebagai berikut:

  • Ambil tangkapan layar:  Biasakan untuk mengambil tangkapan layar dari semua transaksi Anda sebagai bukti bahwa transaksi telah diselesaikan.  Penting untuk memiliki bukti nyata bahwa penipu bertindak dengan itikad buruk. Jika timbul masalah, kumpulkan semua bukti dengan tenang, seperti tangkapan layar dan korespondensi, kemudian gunakan untuk membuat kasus Anda dengan platform P2P dan untuk mencegah upaya tolak bayar. 

  • Layanan escrow:  Gunakan layanan escrow milik platform.  Platform P2P biasanya mengunci jumlah kripto yang diposting di iklan penjual untuk memastikan penjual tidak menipu pembeli.  Jangan takut untuk meninggalkan transaksi jika hal-hal tampaknya mulai mencurigakan. 

  • Verifikasi identitas:  Hanya gunakan platform P2P tepercaya yang memverifikasi identitas semua pengguna sesuai dengan verifikasi KYC.  Anda juga harus meluangkan waktu untuk memverifikasi identitas pengguna sebelum memulai transaksi dengan memastikan detail akun pembayaran mereka sesuai dengan identitas yang tercantum pada platform.

  • Konfirmasi transaksi: Pembeli atau penjual harus selalu memeriksa dompet kripto atau akun bank mereka untuk memastikan transaksi telah selesai.  Anda hanya boleh mengotorisasi transfer kripto sebagai penjual setelah memverifikasi pembayaran secara pribadi.  Sebaliknya, pembeli harus memeriksa saldo akun mereka untuk memeriksa apakah mereka telah menerima kripto mereka setelah mitra mengirimkan bukti transfer kepada Anda. 

  • Tetap berpegang pada percakapan dalam platform:  Batasi percakapan Anda dengan pembeli atau penjual pada platform P2P.  Jangan setuju untuk menggunakan saluran komunikasi luar, seperti Skype, Zoom, Discord, Telegram, WhatsApp, dan lain-lain. Karena itu hanya akan memudahkan mereka untuk menolak transaksi dan mengajukan perselisihan palsu terhadap Anda. 

  • Layanan dukungan pelanggan: Jika tidak dapat mencapai kesepakatan, segera menghubungi tim layanan dukungan pelanggan platform P2P untuk mendapatkan bantuan.  Platform tepercaya biasanya memiliki sistem untuk menyelidiki dan menangani perselisihan.  Anda harus selalu melaporkan aktivitas yang mencurigakan. 

*Catatan: Penjual harus berhati-hati terhadap permintaan pembayaran mencurigakan yang tidak disarankan oleh platform.  Misalnya, jauhi pembayaran "Cek" karena lebih rentan terhadap penipuan. 

Untuk mengilustrasikan bagaimana transaksi P2P biasa terjadi, inilah cara kerja transaksi pada platform P2P Bybit. Setelah pesanan pembelian dikirimkan, jumlah koin yang ditentukan akan dipesan oleh Bybit.  Pembeli dapat menyelesaikan pembayaran menggunakan lebih dari 80 metode berbeda, termasuk kartu kredit, kartu debit, pembayaran tunai langsung, dan lainnya.  Jika penjual tidak merilis koin dalam waktu 10 menit setelah menerima pembayaran, maka layanan dukungan pelanggan Bybit berhak merilis koin dari dana yang disimpan kepada pembeli setelah verifikasi.

Bybit juga memiliki batas transaksi harian untuk pengguna yang tidak terverifikasi.  Bergantung pada mata uang fiat yang digunakan, platform memerlukan verifikasi identitas untuk transaksi lebih dari 1.000 USDT.  Jika pembeli atau penjual memiliki masalah dengan pesanan, mereka dapat masuk ke akun Bybit dan mengeklik ikon dukungan di pojok kanan bawah untuk menghubungi layanan dukungan pelanggan Bybit melalui obrolan atau surel.  Para pihak dapat mengirimkan nomor pesanan mereka dan tangkapan layar apa pun yang berlaku sebagai bukti, lalu menunggu penyelesaian perselisihan.

Kesimpulan tentang Penipuan P2P di Dunia Kripto

Penipuan mata uang kripto P2P mungkin sedang marak, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan Anda tidak menjadi korban.  Anda harus selalu waspada terhadap transfer pihak ketiga, dan memanfaatkan layanan escrow milik platform.  Penting untuk menegaskan kembali bahwa penipuan kripto P2P tidak selalu sama dengan penipuan kripto lainnya yang terjadi di luar sana, yang dapat Anda baca lebih lanjut di sini.

Untuk memulai perdagangan P2P, silakan melihat platform perdagangan P2P Bybit.